Diterbitkan pada
Polisi di Prancis telah menahan seorang pria karena dicurigai melakukan pembunuhan setelah empat mayat laki-laki ditemukan di Sungai Seine di pinggiran kota Paris, di tengah kekhawatiran bahwa pembunuhan tersebut mungkin dimotivasi oleh homofobia.
Tersangka – yang digambarkan sebagai seorang pria tunawisma berusia 20-an – muncul di pengadilan pada hari Minggu, menurut pernyataan dari kantor kejaksaan Creteil.
Dia sedang diselidiki atas berbagai tuduhan pembunuhan terhadap empat korban. Jaksa telah meminta agar tersangka didakwa dan dimasukkan ke dalam tahanan pelindung.
Keempat jenazah tersebut ditemukan pada 13 Agustus di Choisy-Le-Roi, pinggiran tenggara ibu kota Prancis. Seorang pejalan kaki membunyikan alarm setelah melihat sesosok mayat mengambang di sungai, dan polisi kemudian menemukan tiga mayat lagi di dekatnya, lapor media Prancis.
Lokasi di tepi sungai ini terkenal dengan pertemuan santai sesama jenis, dan tersangka sering terlihat di daerah tersebut, kata jaksa.
Dua korban berasal dari Aljazair, keduanya berusia 21 tahun, satu dari Tunisia, 26 tahun, dan satu lagi dari Perancis, berusia 48 tahun, menurut pihak berwenang.
Salah satu korban warga Aljazair dan Tunisia adalah tunawisma. Tidak ada bukti adanya hubungan antara para korban, kata jaksa.
Polisi Prancis sedang menyelidiki kemungkinan bahwa pembunuhan tersebut bersifat homofobik, lapor surat kabar Le Monde.
Kelompok kampanye Stop Homofobia telah mengajukan permohonan kepada para saksi, dengan mengatakan: “Kita tidak bisa mengabaikan dimensi homofobik yang sudah jelas dalam kasus ini”.
“Sangat penting untuk menjelaskan sepenuhnya motif di balik kejahatan ini. Jika tidak, sistem peradilan akan menghukum pelaku tanpa memahami akar penyebab kekerasan ini,” kata Etienne Deshoulières, pengacara kelompok tersebut, dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu.